Jumat, 03 Juli 2009

DARI SEKOLAH TERMINAL KE JUARA SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT NASIONAL

Berita Baznas

Pemuda itu tampak sedikit canggung saat ditemui tim Baznas seuasai pelajaran sekolah. Sementara gadis manis di sebelahnya tersipu malu. Sekilas, keduanya tampak seperti remaja SMU kebanyakan. Bicara mereka spontan khas anak muda. Sesekali keduanya tertawa kecil saat menceritakan hal-hal lucu yang mereka alami. Namun siapa sangka, keduanya adalah Juara I dan Juara II Seleksi Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) tingkat Nasional di Cilandak, Jakarta 2008 lalu. Istimewanya lagi keduanya tidak berasal dari sekolah negeri atau swasta ternama namun berasal dari Sekolah Gratis bagi anak dhuafa di Masjid Terminal (Master) Depok.

Sang pemuda bernama Raka Novian (15). Siswa program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) paket C (Setara SMU) dari Bina Insan Mandiri (Unit Salur Zakat mitra BAZNAS) di kawasan masjid terminal Depok. Ia adalah putra sulung dari Muhammad Ramdani (38) dan Karmina (41), seorang guru dan seorang Ibu rumah Tangga yang tinggal di kawasan Tanah Baru, Depok. “Sebelumnya saya bersama ayah tinggal di Purwakarta dan pindah ke sekolah PKBM pada saat saya naik ke kelas III SMP,” ujarnya. Menurut Ramdani sang ayah, mereka pindah ke Jakarta dan ke sekolah itu karena keterdesakan ekonomi. “Kami pindah untuk mencari peruntungan yang lebih baik di Jakarta. Sementara, semua SMP di Jakarta mahal, bahkan yang Negeri pun masih mensyaratkan biaya untuk buku-buku dan biaya tambahan lain,” ujar pria yang turut menjadi relawan pengajar di sekolah terminal PKBM Depok tersebut. Selain memeangkan seleksi olimpiade, Raka juga mendapatkan nilai ujian nasional SMP yang baik untuk semua mata pelajaran yang diujikan dengan rata-rata nilai 8,5.


Jika juara pertama diraih oleh Raka, maka juara kedua diraih oleh Maya Ratnawati (14), juga siswa program belajar paket C Masjid Terminal Depok. Sejak kedua orang tuanya meninggal, gadis yang biasa dipanggil Maya ini kemudian dirawat oleh sang paman Sapono. Dikarenakan keterdesakan ekonomi sang paman, ditambah lagi kondisi sang kakak yang terkena gangguan kejiawaan membuat Maya tak punya pilihan lain selain keluar dari sekolah SMU Swasta 20 Mei untuk bergabung dengan sekolah Terminal Depok. “Awalnya saya takut untuk bersekolah di sekolah terminal ini karena khawatir dengan teman-teman yang banyak berasal dari anak-anak jalanan,” ujarnya mengenang. “Alhamdulillah, saya bisa memenangkan perlombaan seleksi olimpiade ini di sekolah yang saya ragukan dahulu,” ujarnya penuh syukur.


Kemiskinan bukan hambatan berprestasi

Alhamdulillah, keduanya mampu membuktikan bahwa kemiskinan bukan hambatan berprestasi. Di tengah keterbatasan sarana dan pra-sarana Sekolah Terminal ini mereka mampu menunjukkan bahwa tekad, ketekunan serta ridho Allah SWT mampu mewujudkan hal yang dianggap mustahil.


Sekolah PKBM Masjid Terminal Depok ini memang diselenggarakan secara gratis untuk para anak-anak dhuafa termasuk anak-anak jalanan. Menurut Koordinator Karitas Baznas, Sugeng Riyanto, yayasan Bina Insan Madani sebagai salah satu Unit Salur Zakat Baznas telah menyelenggarakan sekolah ini sejak beberapa tahun yang lalu. “Diawali dengan sekolah gratis yang diselenggarakan di masjid, kini sekolah termianl ini sudah memiliki beberapa ruang kelas yang dibangun dari bangunan kayu sumbangan dari berbagai donatur,” ujarnya. Ini bukan berarti bahwa sarana dan pra-sarana sudah benar-benar memadai. “Guru-guru di sini masih mengajar dengan sukarela dan hanya diberikan dana transport sekadarnya,” jelas Sugeng. Untuk itu, uluran tangan dari para muzakki dan berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk terus mengembangkan sarana di sekolah ini sangat diharapkan.


Bicara tentang cita-cita ke depan, Raka dan Maya sepakat bahwa mereka ingin melanjutkan pendidikan mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi. “Saya bercita-cita ingin jadi arkeolog karena suka sekali dengan pelajaran sejarah,” ujar Raka. Ia berharap, jika saatnya tiba kelak, ia akan mampu meneruskan studi di UI dan mengambil jurusan psikologi. Senada dengan itu, Maya juga berharap ia dapat menjadi orang sukses dan tidak tergantung dengan orang lain. “Saya ingin bisa mandiri,” harapnya. Ya, semoga harapan mereka dapat terwujud dengan dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah, swasta dan masyarakat umum melalui dana zakat infaq dan shadaqah yang diberikan. Amiin.

berdasarkan www.baznas.or.id

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Real Estate. Powered by Blogger